Salah satu ciri khas harimau adalah motif loreng pada tubuh mereka. Uniknya ternyata motif loreng pada harimau satu dengan yang lain berbeda-beda seperti sidik jari pada manusia. Selain itu kulitnya juga memliki loreng seperti motif bulu diatasnya. Pigmen pada kulitnya ternyata berhubungan dengan warna gelap terang dari bulunya. Nah, mau tau dari mana asal-usul motif loreng mereka?
Salah
satu teori yang berkembang, teori Morphogen menjelaskan tetang bagaimana
harimau mendapatkan lorengnya. Teori ini dikemukakan paa tahun 1950 oleh
matimatikawan Inggris dan pemecah kode rahasia pada Perang Dunia II, Alan
Turing dan diperkuat oleh Lewis Wolpert pada tahun 1960an. Menurut teori
Morphogen, loreng tersebut didapatkan dari interaksi sepasang zat morphogen
yang mengatur pola pembangunan jaringan yang bekerja dalam sel yang bekerjasama
dan berfungsi sebagai “activator” dan “inhibitor”.
Aktivator
akan membentuk loreng hitam, kemudian interaksi dengan inhibitor akan
menciptakan ruang kosong, selanjutnya proses kembali berbalik dan loreng
berikutnya tercipta kembali. Proses ini terjadi berulang-ulang sehingga
menghasilkan motif di sepanjang tubuhnya. Pada tahun 2012, hipotesis ini diuji
oleh seorang ilmuwan Dr.Jeremy Green dari King’s College London. Ia menguji
pada mulut tikus. Langit-langit pada mulut tikus memiliki pola bergelombang
yang terbentuk dari aktivator dan inhibitor. Ketika para ilmuwan merusak salah
satu Morphogen, dengan menambah/mengurangi aktivasi mereka, maka polanya
berubah. Eksperimen ini membuktikan hipotesis teori morphogen . Teori ini juga
berlaku untuk motif bintik-bintik macan tutul dan motif loreng pada zebra.
Menurut
hipotesis para ilmuwan, loreng pada Harimau berfungsi sebagai kamuflase atau
menyamar dengan lingkungan disekitarnya saat mereka berburu dan bersembuyi .
No comments :
Post a Comment