a. Ciri – Ciri Virus
Istilah virus memiliki arti racun.
Sedikit Anda telah mengerti bahwa keberadaan virus mempunyai dua fase, yaitu
satu di dalam sel-sel hidup dan satu di luar sel-sel hidup. Di luar inangnya
virus mempunyai ciri tersendiri, yaitu mempunyai partikel sangat kecil yang
hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan mereka bisa lolos melewati
pori-pori saringan yang tidak memungkinkan dilewati oleh bakteri. Mereka
memperbanyak diri hanya di dalam sel-sel hewan, tumbuh-tumbuhan, dan mikroorganisme
lain. Dengan demikian, dapat dikatakan virus sebagai “parasit obligat”. Apakah
hal tersebut sudah dibuktikan? Bukti yang pertama kali dilakukan oleh D.J.
Ivanovsky (seorang ahli Botani dari Rusia) pada tahun 1892, yaitu dengan
membuat preparat dari ekstrak daun tembakau yang terserang penyakit mosaik
tembakau. Selanjutnya, ekstrak tersebut disaring melalui penyaringan yang
demikian halusnya sehingga setiap bakteri yang ada dapat tersaring. Cairan
hasil dari penyaringan kemudian dioleskan pada daun yang sehat. Hasilnya
ternyata di luar dugaan, yaitu daun menjadi sakit. Kasus tersebut dilanjutkan
oleh Wendell Stanley pada tahun 1935 dari Amerika Serikat, yang berhasil
mengisolasi dan mengkristalkan virus mosaik tembakau. Apabila kristal virus diinjeksikan
pada tanaman yang sehat, maka virus akan segera aktif mengganda, yang berarti
ia bukan sel, jadi virus berbeda dengan bakteri.
a.
Ukuran Virus
Virus adalah partikel berukuran sangat
kecil yang dapat menginfeksi hampir semua jenis makhluk hidup. Kita tidak dapat
melihat virus dengan mata telanjang, tetapi harus menggunakan mikroskop
elektron, karena ukurannya sangat mikroskopik. Virus mempunyai ukuran sekitar
20 – 30 nanometer (nm), 1 nm = 1/1.000.000.000 meter. Ukurannya rata-rata 50
kali lebih kecil dari bakteri.
b.
Bentuk Virus
Virus mempunyai struktur sederhana, yang
hanya terdiri atas selubung atau protein pelindung yang disebut kapsid yang
tersusun atas molekul protein dan bagian isi yang tersusun atas asam nukleat
berupa DNA atau RNA, dapat pula dilengkapi dengan pembungkus atau envelope dari
lipoprotein (lipid dan protein) yang merupakan membran plasma dan berasal dari
sel inang virus. Apabila pembungkus ini
dibangun oleh subunit yang sama atau identik disebut kapsomer. Bentuk kapsomer
ini sangat simetris dan suatu saat dapat mengkristal. Gabungan kapsomer ini
akan membentuk kapsid. Dengan demikian dapat diketahui, sebuah virus memiliki
bagian-bagian, yaitu memiliki materi genetik yang terbungkus oleh pembungkus
protein yang dinamakan virion atau partikel virus. Jadi, virus tidak memiliki
sitoplasma serta tidak memiliki organela sehingga tidak melakukan metabolisme.
c.
Cara Hidup Virus
Virus bersifat sebagai parasit obligat,
jadi dia tidak dapat hidup di alam secara bebas, tetapi harus berada di dalam
makhluk hidup lain. Apabila hidup di dalam makhluk hidup, maka virus akan
berkembang biak, misalnya di dalam sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan
tingkat tinggi. Dasar inilah yang digunakan untuk membedakan jenis-jenis virus.
Jenis virus ada tiga, yaitu virus bakteri, virus hewan, dan virus tumbuhan.
Pada virus hewan terdapat asam nukleat DNA dan RNA, sedangkan virus tumbuhan
berisi RNA. Pada DNA umumnya berantai ganda terpilin (double helix), contoh
virus ini antara lain virus influenza, virus herpes, virus kutil, virus alat
kelamin, virus belek, dan virus yang menyebabkan kanker. DNA yang berantai
tunggal, contohnya virus yang berhubungan dengan cacar. Untuk virus RNA, baik
yang berantai ganda atau tunggal semuanya tidak terpilin, contoh virus RNA antara
lain TMV (Tobacco Mozaic Virus), virus polio, virus HIV.
b.
Bakteriofage
Bakteriofage (sederhananya fage)
merupakan virus yang menginfeksi/ menyerang bakteri. Virus ini sering digunakan
oleh para ilmuwan untuk penelaahan lebih mendalam tentang virus. Mengapa model
bakteriofage yang digunakan sebagai model penelitian para ilmuan tersebut?
Virus fage mudah ditumbuhkan pada bakteri (inang). Virus yang hidup pada
bakteri tersebut mudah dipelihara dengan kondisi yang dapat dikendalikan
seperti waktu, kerja, dan ruangan yang relatif sedikit dibandingkan dengan
pemeliharaan inang berupa tumbuhan dan hewan. Oleh karena itulah, bakteriofage
menjadi perhatian yang besar untuk penelitian virus. Bakteriofage adalah
kesatuan biologis paling sederhana yang diketahui mampu mereplikasi dirinya
(mampu menggandakan dirinya sendiri menjadi lebih banyak). Dengan demikian,
jasad renik ini dijadikan penelitian dalam genetika, yaitu dijadikan sistem
model untuk mempelajari patogenesitas yang disebabkan virus.
a.
Ciri-Ciri Umum Bakteriofage
Bentuknya hampir sama seperti virus,
yaitu terdiri atas sebuah inti asam nukleat yang dikelilingi oleh selubung
protein. Virus ini mempunyai ekor yang digunakan untuk melewatkan asam
nukleatnya ketika menginokulasi sel inang.
b.
Morfologi dan Struktur Bakterifage
Jika kita amati, tubuh bakteriofage
tersusun atas kepala, ekor, dan serabut ekor. Kepala berbentuk polyhedral (segi
banyak) yang di dalamnya mengandung DNA atau RNA saja. Dari kepala muncul tubus
atau selubung memanjang yang dinamakan sebagai ekor virus. Ekor ini bertugas
sebagai alat penginfeksi. Bagian antara kepala dan ekor memiliki selubung yang
disebut kapsid. Kapsid tersusun atas molekul-molekul protein, oleh sebab itu
disebut sebagai selubung protein atau pembungkus protein, fungsinya sebagai
pelindung asam nukleat (DNA dan RNA), dapat membantu menginfeksi virus ke sel
inangnya dan menentukan macam sel yang akan dilekati. Coba perhatikan, pada
bagian ujungnya ditumbuhi serabut-serabut ekor yang dapat berfungsi sebagai
penerima rangsang atau reseptor. Sejumlah subunit molekul protein yang menyusun
kapsid dan identik satu dengan yang lain disebut kapsomer. Telah kita ketahui
bahwa ekor bakteriofage bertugas untuk menginfeksi. Tahukah Anda bahwa
bakteriofage sebenarnya mempunyai dua tipe cara menginfeksi, yaitu litik atau
virulen dan tenang atau lisogenik. Cara-cara menginfeksi bakteriofage tersebut
juga sekaligus digunakan sebagai cara bereproduksi (memperbanyak diri).
c.Reproduksi
Bakteriofage
Daur
Litik
a. Fase adsorbsi (penempelan), pada fase ini, awalnya
ditandai dengan adanya ujung ekor menempel/melekat pada dinding sel bekteri.
Penempelan tersebut dapat terjadi apabila serabut dan ekor virus melekat pada
dinding sel bakteri. Virus menempel hanya pada tempattempat khusus, yakni pada
permukaan dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus yang dapat ditempeli
protein virus. Menempelnya protein virus pada protein dinding sel bakteri itu
sangat khas, mirip kunci dan gembok. Virus dapat menempel pada sel-sel tertentu
yang diinginkan karena memiliki reseptor pada ujung-ujung serabut ekor. Setelah
menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur) sehingga
terbentuk lubang pada dinding bakteri atau inang.
b. Fase injeksi (penetrasi), selubung (seludang) sel
berkontraksi yang mendorong inti ekor ke dalam sel melalui dinding dan membran
sel, kemudian virus tersebut menginjeksikan DNA ke dalam sel bakteri. Namun
demikian, seludang protein yang membentuk kepala dan ekor fage tetap tertinggal
di luar sel. Setelah menginjeksi kemudian akan terlepas
dan tidak berfungsi lagi.
c.
Fase sintesis, DNA virus yang telah
diinjeksikan yang mengandung enzim lisozim ke dalam akan menghancurkan DNA
bakteri, sehingga DNA virus yang
berperan mengambil alih kehidupan. Kemudian DNA virus mereplikasi diri
berulang-ulang dengan cara menggandakan diri dalam jumlah yang banyak,
selanjutnya melakukan sintesis protein dari ribosom bakteri yang akan diubah
manjadi bagian-bagian kapsid seperti kepala, ekor, dan serabut ekor.
d.
Fase perakitan, bagian-bagian kapsid kepala, ekor, dan rambut ekor yang mula-mula
terpisah selanjutnya dirakit menjadi kapsid virus kemudian DNA virus masuk ke
dalamnya, maka terbentuklah tubuh virus yang utuh.
e.
Fase litik, ketika perakitan telah selesai yang ditandai dengan terbentuknya
tubuh virus baru yang utuh. Virus ini telah mengambil alih perlengkapan
metabolik sel inang bakteri yang menyebabkan memuat asam nukleat virus dari
pada asam nukleat bakteri. Setelah sekitar 20 menit dari infeksi awal sudah
terbentuk 200 bakteriofage yang telah terakit dan sel bakteri itu pun meledak
pecah (lisis) dan melepaskan fage-fage baru/virus akan keluar untuk mencari/menginfeksi bateri-bakteri lain
sebagai inangnya, begitu seterusnya dan memulai lagi daur hidup tersebut.
Daur Lisogenik
Pada
daur ini juga mengalami fase yang sama dengan daur litik, yaitu melalui fase
adsorbsi dan fase injeksi. Selanjutnya, akan mengalami fase-fase berikut.
a.
Fase penggabungan, karena DNA bakteri terinfeksi DNA virus, hal tersebut akan
mengakibatkan benang ganda berpilin DNA bakteri menjadi putus, selanjutnya DNA
virus menyisip di antara putusan dan menggabung dengan benang bakteri. Dengan
demikian, bakteri yang terinfeksi akan memiliki DNA virus.
b.
Fase pembelahan, karena terjadi penggabungan, maka DNA virus menjadi satu
dengan DNA bakteri dan DNA virus menjadi tidak aktif disebut profage. Dengan
demi– kian, jika DNA bakteri melakukan replikasi, maka DNA virus yang tidak
aktif (profage) juga ikut melakukan replikasi. Misalnya, apabila DNA bakteri
membelah diri terbentuk dua sel bakteri, maka DNA virus juga identik membelah
diri menjadi dua seperti DNA bakteri, begitu seterusnya.
c.
Fase sintesis, dalam keadaan tertentu jika DNA virus yang tidak aktif (profage)
terkena zat kimia tertentu atau terkena radiasi tinggi, maka DNA virus akan
menjadi aktif kemudian menghancurkan DNA bakteri dan memisahkan diri.
Selanjutnya, DNA virus tersebut mensintesis protein sel bakteri (inangnya)
untuk digunakan sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan sekaligus melakukan
replikasi diri menjadi banyak.
d.
Fase perakitan: kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, yang
berfungsi sebagai selubung virus. Kapsid baru virus terbentuk. Selanjutnya, DNA
hasil replikasi masuk ke dalamnya guna membentuk virus-virus baru.
e.
Fase litik, fase ini sama dengan daur litik. Setelah terbentuk bakteri virus
baru terjadilah lisis sel. Virus-virus yang, terbentuk berhamburan keluar sel
bakteri guna menyerang bakteri baru. Dalam daur selanjutnya virus dapat
mengalami daur litik atau lisogenik, demikian seterusnya.
c.
Peranan Virus dalam Kehidupan Manusia
a.
Virus yang Menguntungkan
i. Pembuatan Antioksidan
Para
ahli memanfaatkan dengan menggabungkan sifat-sifat DNA yang menguntungkan
antara virus dan gen lain sehingga sifat yang menguntungkan tersebut akan
dimiliki oleh bakteri yang diinfeksi. Contohnya, DNA virus digabungkan dengan
DNA manusia yang memiliki sifat antitoksin (pelawan racun/penyakit).
Selanjutnya, virus tersebut diinfeksikan dengan sel bakteri sehingga sel
bakteri ini memiliki sifat gen manusia, yaitu memiliki sifat antitoksin. Dengan
demikian, bakteri yang semula tidak mempunyai sifat antitoksin sekarang sudah
memiliki sifat antitoksin. Apabila bakteri tersebut membelah terus menerus,
berarti setiap sel bakteri memiliki sifat antitoksin dan selanjutnya dapat
diberikan pada manusia. Contohnya, toksoid tetanus, toksin ini dapat
disuntikkan pada manusia untuk mencegah penyakit tetanus. Toksin ini biasanya
diberikan pada ibu hamil dan calon pengantin. Adapun bagi penderita tetanus
akan diberikan ATS (Anti Tetanus Serum).
ii. Untuk Melemahkan Bakteri
Apabila
virus yang menginfeksi bakteri bersifat patogen, maka DNA virus yang masuk akan
merusak DNA bakteri sehingga bakteri tersebut menjadi tidak berbahaya karena
sifat patogennya telah rusak. Contohnya, bakteri difteri yang berbahaya akan
berubah sifatnya jika di dalamnya tersambung oleh virus profage.
iii. Untuk Memproduksi Vaksin
Anda
tentu pernah mendapat vaksin untuk mencegah terserangnya tubuh dari beberapa
jenis penyakit. Vaksin digunakan manusia untuk memperoleh kekebalan tubuh/antibodi.
Vaksin ini sebenarnya merupakan bibit penyakit yang telah dilemahkan dan
apabila menyerang manusia tidak akan berbahaya lagi. Untuk itulah diperlukan
vaksin bagi tubuh kita. Jika ada penyakit yang menyerang manusia, maka tubuh
telah memiliki kekebalan yang berasal dari antibodi bagi penyakit tersebut.
Contohnya, vaksin cacar, polio, dan campak.
b.Vrus yang Merugikan
i. Influenza
Apabila
segera diobati, penyakit ini akan segera hilang, akan tetapi seseorang bisa
terserang penyakit itu kembali. Jadi, penyakit influenza tidak menimbulkan
kekebalan pada tubuh.
Penyakit
tersebut dapat dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain dengan
makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, olahraga teratur, serta
menjaga kebersihan badan dan lingkungan.
ii. Virus Flu Burung
Gejala
awalnya adalah terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi hingga 39°C, tubuh
panas, sakit tenggorokan, keluar lendir bening dari hidung, sesak napas, dan
batuk. Jika tidak ditangani segera, maka akan mengalami penurunan kondisi tubuh
sehingga menyebabkan radang paru-paru (pneumonia) dan kekebalan tubuh turun
drastis. Bila kondisi tubuh sudah demikian, maka akan terjadi kematian.
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A yang berdiameter 90 – 120
nanometer. Virus ini termasuk dalam famili Orthomyxoviridae, genus influenza
virus. Pada bagian luar virus terdapat tonjolan-tonjolan menyerupai jarum.
Tonjolan Haemaglutinin (H) membuat virus memiliki kemampuan mengaglutinasi
(menggumpalkan) eritrosit. Tonjolan yang lain mengandung enzim Nevtamidase (N)
yang berhubungan dengan sistem saraf sehingga membuat virus memiliki kemampuan
menyerang sistem saraf. Tahukah Anda virus flu burung hidup dalam saluran
pencernaan unggas, kemudian dapat menyerang berbagai sistem dalam tubuh unggas.
Virus ini menyebar dalam tubuh melalui peredaran darah. Virus Avian influenza
umumnya menyerang unggas, tetapi dapat pula menyerang burungburung lain bahkan
ke hewan lain seperti babi, kucing, harimau, kuda, dan anjing laut. Cara
mencegah meluasnya penularan flu burung ke manusia, yaitu dengan tindakan
pemusnahan (depopulasi) terhadap unggas yang terinfeksi virus flu burung. Dari
segi pengobatan, sementara orangorang sering menggunakan “Tamiflu” obat untuk
mengobati flu burung. Sebenarnya flu burung ini belum ada obatnya, dalam arti
tidak ada obat Sumber: Mikrobiologi 2, 2006 Gambar 3.13 Cara penularan flu
burung
78
Biologi SMA/MA Kelas X
yang
secara aktif dapat langsung menghancurkan virusnya. Cara yang paling efektif
adalah pencegahan dengan jalan pemberian vaksin atau imunisasi.
iii.
Virus
SARS
SARS
singkatan dari Severe Acute Respiratori Syndrome, yaitu penyakit sindrom
pernapasan akut yang menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran pernapasan.
Gejalanya mirip seperti flu, yaitu demam, batuk, radang tenggorokan, dan sesak
napas. Gejala ini muncul 2 - 10 hari setelah terinfeksi. Virus SARS akan
menyerang paru-paru sehingga jumlah sel darah putih menjadi berkurang.
iv.
Herpes
Simplex
Penyakit
herpes umumnya menyerang kulit. Ketika terserang penyakit ini, kulit terasa
panas, gatal, memerah, perih, dan melepuh. Jika dibiarkan akan menyerang saraf
kita. Sebenarnya ada dua tipe herpes, tipe pertama adalah herpes yang menyerang
pipi, hidung, mulut, dagu, dan hidung. Pada tipe ini, penularannya terjadi
melalui handuk, ciuman, atau alat makan yang terkena cairan dari orang yang
menderita penyakit. Penularan penyakit ini sangat cepat. Tipe kedua adalah
herpes yang menyerang alat kelamin. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan
badan. Jika sudah terkena, harus segera mendapat pengobatan dari dokter.
v.
Mata
Memerah(Belek)
Gejala
penyakit ini, antara lain mata meradang dan berwarna merah serta banyak
mengeluarkan air mata dan kotoran. Apabila terserang penyakit ini, segeralah
Anda pergi ke dokter untuk mendapat pengobatan.
No comments :
Post a Comment